Sabtu, 10 April 2010

yunani dan romawi

PENDAHULUAN

Laut tengah dalam sejarah kuno merupakan laut dunia yang mempertemukan tiga benua yaitu asia, eropa, dan afrika. Iklim di wilayah ini cukup nyaman sepanjang tahun dan curah hujanpun cukup pula apalagi di zaman dulu, misalnya di pulau sisilia, italia dan balkan. Akan tetapi majunya pertenakan domba membuat hutan-hutan banyak yang ditebang untuk tempat pengembalaan ternak.

Kontak antar bangsa berlangsung melalui perdagangan sejak zaman kuno hingga sekarang sehingga mengakibatkan terjadinya pertukaran budaya antar bangsa. Seperti pertemuan peradaban mesir di afrika dengan peradaban arabia yang dipertemukan oleh bangsa pelaut funisia dari sidon dan tyrus yang sekarang di kenal dengan lebanon.

Bersamaan dengan pertemuan peradaban-peradaban itu telah mengalir bangsa-bangsa baru ke pingiran laut tengah seperti bangsa semit dari asia, bangsa berber dari afrika, dan bangsa indogermani dari eropa. Pada bangsa-bangsa tersebut memiliki watak yang hampir sama yaitu kebebasan dalam berfikir araupun dalam kehidupan.

Peradaban yunani dan romawi adalah suatu produk dari keistimewaan geografis dari wilayah di sekitar laut tengah. Wilayah tersebut pernahmerupakan dunia tersendiri. Baik iklim maupun tetumbuhannya, berbeda dengan yang ada di daerah lain.[1]

Keadaan alam yang dimiliki oleh yunani dan romawi sangat membantu penduduknya untuk bisa mempertahankan kehidupannya yang tidak bisa dipenuhi di wilayahnya dan mencari ke wilayah lainnya di sekitar laut tengah. Oleh karena itu, Bangsa yunani dan romawi mampu menguasai hampir seluruh pantai yang ada di laut tengah sesuai zamannya.

PEMBAHASAN

A. GEOGRAFI SEJARAH YUNANI

Orang Yunani tinggal jazirah Balkan yang paling ujung yang menjorok ke laut. Secara geografis yunani mewujudkan suatu keutuhan dengan ciri-ciri alami yang lain dibandingkan dengan daerah balkan lainnya. Daerah yunani dari utara sampai ke selatan dipenuhi dengan pernukitan batu kapur. Banyak pantai-pantai yang berkelok-kelok mengakibatkan banyaknya teluk dengan pelabuhan-pelabuahan alam yang baik untuk pelayaran dan perniagaan. Kebanyakan penduduk yunani hidup di daerah penggiran pantai karena miskinnya daerah perdalaman yang penuh bebatuan sehingga tanaman jarang yang tumbuh.

Wilayah Yunani memiliki keadaan alam yang cukup unik, beragam dan kontras, antara daratan dengan lautan yang mengelilinginya, pegunungan yang ganas dan dingin di satu sisi dengan lembah-lembah sungai yang subur dan senantiasa disinari matahari di sisi lainnya. Kondisi alamnya dikenal tidak mempunyai kekayaan yang melimpah. Keadaan alam inilah yang kemudian diperkirakan membentuk masyarakat dengan perbedaan watak yang beragam dan kontras pula.[2]

Ada beberapa keuntungan negri Yunani mengarah ke mediterian, diantaranya perkembangan peradaban terlebih dahulu muncul di daerah asia, di sana telah ada pelabuhan-pelabuhan dagang yang ramai, sehingga penduduk yunani bisa berinteraksi dengan penduduk yang ada di sekitar mediterian. Di tambah alam geografinya, telah memunculkan berbagai Kesatuan politik yang disebut Polis dan Negara Kota (City State) yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya polis yang lokasinya terpisah satu sama lainnya. Isolasi seperti itu lebih memudahkan perkembangan peradaban kota-kota yang tidak banyak terganggu oleh serbuan musuh dari luar maupu dari dalam.

Sejarah Yunani banyak dipengaruhi sifat-sifat gunung yang ada di wilayah semenanjung Balkan. Yunani dibatasi oleh deretan pegunungan dari jazirah Balkan ; fungsinya mengamankannya dari serbuan musuh dari luar. Puncak yang tertinggi bernama olimpus yang oleh orang yunani kuno dipandang sebagai tempat para dewa mereka. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya pada waktu itu menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan daratan rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami, dan menjadi pemisah kesatuan unit politik.

Struktur Geografis Yunani adalah kompleks, sangat beragam. Di wilayah yang kecil dan ditambah berpulau-pulau ini daerah satu dengan yang lain dipisahkan oleh gunung kapur, lembah curam atau selat. Keadaan geografis seperti ini berbeda dengan Mesir atau Mesopotamia yang relatif terbuka dan datar bergurun pasir yang secara militer menguntungkan untuk kontrol dari Pusat. Dengan keadaan yang terpisah-pisah itu maka setiap tempat (topos) menjadi istimewa, punya karakter, punya genius atau spirit, dan spirit itu dianggap menghasilkan tatanannya sendiri, yang pada gilirannya nanti dipersonifikasikan sebagai dewa-dewa yang menguasai tempat itu. Kepercayaa Yunani mengenal banyak dewa yang berhimpun menjadi sebuah keluarga, kumpulan itu disebut sebagai Pantheon ( Pan = perhimpunan, theon = dewa). Gagasan pantheon ini sebenarnya adalah gagasan politis untuk menyatukan daerah-daerah yang amat beragam tadi menjadi sebuah kerajaan besar di bawah Alexander.[3]

Penduduk Yunani sangat giat berkerja, hal ini dipengaruhi oleh suasana alam yang indah pada musim panas yang disebabkan oleh angin yang bertiup dari negeri Rusia, sebaliknya udara pada musim panas sangat kering di negerinya. Ditambah lagi adanya tambang emas dan besi yang menawarkan cukup pekerjaan sebagai pengganti dari ketandusan tanah yang selit untuk pertanian dan perkebunan. Selain kegiatan pertanian, masyarakat Yunani juga mengembangkan perekonomian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan karena letaknya yang strategis di perairan Laut Tengah. Ketandusan tanah yang dimiliki bangsa Yunani telah mengilhami mereka untuk berlayar dan kolonis di berbagai dunia kuno di laut tengah. Dengan demikian, penduduk yunani banyak memperoleh pengetahuan dari daerah-daerah yang ia kunjungi disekitar mediterian, sehingga dapat dikatakan “ alamnya telah memberi rangsangan untuk menjadikan mereka ahli-ahli pikir yang paling subur di dunia Barat Kuno.

Keadaan alam memiliki andil yang tidak kecil dalam pembentukan peradaban Yunani. Keadaan geografis ini juga mempermudah adanya desentralisasi politik. Gunung-gunung dan teluk-teluk di Yunani yang tak terhitung banyaknya menghalangi komunikasi melalui darat. Lembah-lembah dan dataran-dataran rendah yang terpisah-pisah merupakan unit-unit geografis dan ekonomi yang bersifat alami. Juga merupakan pemisah kesatuan unit politik yang disebut polis atau negara kota, yang wilayahnya meliputi kota itu sendiri dan daerah-daerah sekitarnya.[4]

Meskipun orang yunani harus hidup dalam berbagai kesulitan alam, tetapi mereka tidak tercepit dan hidup celaka.[5] Dengan keadaan seperti itulah penduduk yunani bisa mengarungi lautan tengah. Dengan alam seperti itu penduduk yunani telah menguasai wilayah yang ada di sekitar laut tengah dan melakukan kolonialisasi, menjual hasil tambang dan hasil lautnya dan “mengimpor” segala kebutuhannya seperti makanan pokok atau segala yang berhubungan dengan pertanian yang tidak bisa tumbuh di negrinya.

Tanah Yunani yang bergunung-gunung pada umumnya kurang subur. Di lereng pegunungan masyarakat dapat menanam gandum serta anggur. Untuk mencari daerah yang subur maka para petani (disebut Colonus) meninggalkan negerinya dan mendirikan daerah koloni di sekitar Yunani. Daerah koloni Yunani antara lain terdapat di Italia Selatan, Mesir, Palestina dan Asia Kecil (Turki sekarang). Dari kegiatan tersebut muncullah istilah kolonialisme. Antar kaum kolonis dengan negeri induknya tetap terjalin hubungan.

B. GEOGRAFI SEJARAH ROMAWI




Gambar 10. Peta Romawi Kuno Gambar 11. Italia pada abad 6 SM

Induk kerajaan Romawi ialah italia sekarang yang menempati jazirah apenina, bersama pulau sisilia jazirah tersebut terbentuk seperti kaki yang meyipak bola. Secara geografis keduanya mewujudkan jembatan terputus yang membujur utara-selatan dan membagi laut tengah atas dua bagian barat dan bagian timur.

Kondisi alam Romawi ( Italia ) secara geologis mirip dengan kondisi alam Yunani. [6] Hal ini di lihat dari banyaknya pegunungan. Pegunungan yang ada pada masing-masing daerah memiliki fungsi yang sama sebagai pelindung dari serangan musuh dari luar, tapi di utara Romawi terdapat lembah dan sungai yang menghubungi daerahnya dengan Eropa tengah.

Tanah di sepanjang jazirah apenina tak sekering dan segundul tanah di negeri yunani. Tepi pantainya berhutan lebat dan perumputan untuk ternak sejak zaman kuno. Sungai tiber yang berada di tengah-tengah Italia membentuk lembah di mana kota Roma dapat berkembang dengan baik dan disanalah kemudian berkembang peradaban bangsa latin.

Di bandingkan dengan negeri Yunani, pantai-pantai di Italia tidak mempunyai pelabuhan akan tetapi pantai-pantai baratnya memiliki banyak teluk yang baik untukpendaratan kapal-kapal layar di zaman kuno. Lemboh po yang ada di timur laut negeri pun memiliki pelabuhan yang ramai perdagangannya dengan pantai-pantai barat yunani.

Dari uraiansifat-sifat geografis Italia di atas, telah menentukan jalannya sejarah bangsa Romawi dari zaman ke zaman. Di Italia utara dapat dimasuki bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa tengah dan pantai timur berlabuhlah para imigran Yunani dan Asia Kecil. Orang-orang Italia awal terdiri dari banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. Pemukim yang paling awal adalah Suku Liguria kemudian berdatangan Suku Umbria, Latin dan Samnite yang kemungkinan berasal dari EropaTengah. Setelah itu datanglah Suku Etruska dari Asia Kecil lalu orang-orang Kartago dan Yunani yang mendirikan koloninya di Italia Selatan. Iklim yang baik untuk tetumbuhan yang hijau sepanjang tahun menjadikan penduduk Italia sebagai pengembala dan petani yang makmur.

Orang Romawi senang menciptakan sesuatu secara besar-besaran karena mereka suka sesuatu yang megah, mewah, dan monumental, serta menarik perhatian. Semua hasil karya budaya terutama karya seni rupa, baik berupa seni bangunan, seni patung atau relief, maupun seni lukisnya dibuat serba besar, megah, dan penuh hiasan.[7] Orang-orang Romawi menciptakan karya teknik bangunan yang menggumkan, seperti bangunan saluran air , jembatan, gedung besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen, theater, amphitheater). Selain bangunan diatas, juga terdapat banguan kuil untuk persemayam dewa. Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang Yunani antara lain bangunan dengan kontruksi lengkung untuk membuat ruangan-ruangan menjadi luas.

Lokasi jazirah apenina yang melintang di bagian tangah laut tengah sebenarnya bukan jaminan bahwa penduduk di situ mengerti pentingnya lautan untuk berdagang dan strategi perluasan wilayah.[8] Sebelum pembauran antara orang romawi dengan orang yunani tidak keinginan bagi orang Romawi terhadap perniagaan laut di karenakan jalur ke eropa tengah sangat terbuka lebar ditambah lagi pengetahuan tentang kelautan yang belum memadai pada saat itu. Kesadaran itu baru tumbuh setelah banyaknya kekalahan yang terjadi dan hilangnya daerah kekuasaan bagian selatan yang direbut oleh orang-orang Kartago dan yunani yang menyerang dari laut.

Kesadaran itu membuat orang Romawi terdorong untuk melakukan ekspansi ke daerah lain. Daerah yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai lautan tengah ialah yunani di italia bagian selatan dan selatan jazirah Balkan. Di dalam wilayah yunani, perperangan antar polis marak-maraknya terjadi sehingga penguasa yunani meminta bantuan kepada raja Seleucid di Asia ( Macedonia ). Politik yang dipakai oleh orang romawi ialah mendamaikan pereperangan antar polis, sehingga yunani dapat dikuasai pada abad ke-2 SM.

Sambil berekspansi ke luar daerah, kerajaan romawi juga belajar dari hal-hal yang dirasa baik dari daerah-daerah yang dikuasainya.[9] Seperti penerapan sistem polis di roma. Meskipun alam di Romawi tidak seperti di yunani yang berbukit-bukit, tetapi penerapan itu dapat berlansung selama dua abad setelah penaklukan yunani. Kemudian tatanan pemerintahan ini juga diterapkan di wilayah jajahannya yang ada di Eropa.

PENUTUP

Peradaban Yunani dan Romawi merupakan fondasi kebudayaan Eropa (Barat). Jika peradaban Mesir adalah hadiah dari Sungai Nil, demikian pula Mesopotamia dari Sungai Efrat dan Tigris, maka peradaban Yunani dan Romawi adalah ‘pemberian’ dari lingkungan geografi di sekitar Laut Tengah. Wilayah ini merupakan dunia tersendiri, baik iklimnya yang khas (disebut iklim laut tengah) maupun tumbuh-tumbuhannya, berbeda dengan yanga ada di daerah lain. Daldjone melukiskannya sebagai pulau di tengah-tengah Dunia Kuno. Pantai-pantainya berbatuan keras. Dalam musim dingin, Laut Tengah terkenal praharanya yang dahsyat. Meski demikian, lautan itu pernah berfungsi sebagai jalan raya dunia. Kondisi itulah yang melahirkan mental bangsa Yunani yang memposisikan dirinya tersendiri, tidak bergantung pada alam lingkungannya, sehingga berupaya keras berpikir dan berperilaku dalam upaya eksistensinya.

Situasi polis yang selalu saling menyerang (perang) menyebabkan pelatihan fisik (militer) menjadi fokus pembinaan, utamanya di Sparta dengan kebijakan wajib militernya. Sementara Athena lebih berfokus (bukan mengabaikan militer) pada dunia non-militer, utamanya soal kebudayaan. Walhasil, di polis yang terakhir ini terlahir sejumlah filsuf dan pemikir besar Yunani yang ‘abadi’. Di antara para pemikir itu ialah Socrates, Plato, dan Aristoteles yang banyak diperbincangkan ide-idenya sampai sekarang.

Wilayah Yunani dan wilayah Romawi merupakan wilayah yang memiliki kondisi alam ang berbeda meskipun memiliki kemiripan dalam berapa hal. Wilayah Yunani yang gersang dan tandus yang sulit duntuk bercocok tanam lebih mengutamakan hasil laut dan perdagangan sambil melakukan koloni di berbagai wilayah yang ada di sekitar laut tangah.

Wilayah Romawi yang terkenal dengan lembah sungai po dan lembah campania yang memiliki curah hujan yang cukup untuk bertani membuat masyarakatnya lebih banyak tinggal diperdalaman. Hal ini juga di dukung kurangnya pengetahuan mereka terhadap dunia pelayaran sebelum kedatangan bangsa Yunani dan Kartago. Suburnya daerah yang ada di pedalaman membuat mereka lebih suka melakukan aktivitasnya di daratan karena hasil yang mereka kelola dari pertanian sudah lebih dari cukup untuk penhidupan pada masa itu.

DAFTAR PUSTAKA

http://lecturer.ukdw.ac.id/bale/gerika.pdf, 22.20. 04-04-10.

http://library.usu.ac.id/download/ft/arsitektur-vinky5.pdf, 21.24. 04-04-10.

http://mahardhikazifana.com/social-history-sosial-sejarah/ringkasan-sejarah-peradaban-romawi-kuno.html.

http://tegartia.wordpress.com/2009/12/14/sejarah-penjas-dan-olahraga-yunani/.

Daldjoeni, N.. 1982. Geografi Kesejarahan 1 ( Peradaban Dunia ). Bandung : Alumni.



[1] N. Daldjoeni, Geografi Kesejarahan 1 ( Peradaban Dunia ), ( Bandung : Alumni, 1982). H. 85

[4] http://tegartia.wordpress.com/2009/12/14/sejarah-penjas-dan-olahraga-yunani/.

[5] Ibid., H. 91.

[6] Daldjouni, Op cit. H. 93.

[7] http://mahardhikazifana.com/social-history-sosial-sejarah/ringkasan-sejarah-peradaban-romawi-kuno.html

[8] Daldjoeni, Op. Cit. H. 95.

[9] Ibid., H. 97.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar